Jumat, 06 April 2012

Bintangku

Dulu, aku tak percaya dengan bulan dan bintang yang ada dilangit ketika mereka menghiasi malam. Kupikir, mereka hanya sekedar ada dilangit dan ketika pagi menjelang mereka menghilang begitu saja. Tapi, kali ini aku sadar, bulan dan bintang punya tugas yang sama dengan matahari ketika ia menyinari bumi sewaktu siang.
Hanya saja, ketika bulan sedang bertugas, malam memang nampak gelap, dan terkadang, mungkin sinar bulan kalah dengan gelapnya malam. Dan bulan juga terkadang tidak melaksanakan tugasnya dengan baik. Karena bantuan dari cahaya-cahaya lampu yang menampang disekitar jalan dan sudut perumahan.
Aku sedikit menyesali itu. Aku ingin melihat bulan sepenuhnya menyinari bumi ketika gelap menjemput malam.
Tapi tak apa, jika aku keluar dari tempat perlindunganku, dan saat itu bulan menampakkan seluruh bagiannya, aku menyadari, sangat menyadari bahwa bulan dan bintang tidak hanya sekedar menghiasi langit. Bulan dapat menemaniku dikala aku merasa kesepian, dikala aku merasa aku hanya satu-satunya manusia didunia.
Aku suka melihat mereka. kadang, aku bahkan membayangkan bahwa aku adalah salah satu dari bintang yang paling bersinar. Aku mempunyai tugas yang sama. Dan aku merasa beguna untuk semua orang.
Mungkin, sebagian orang juga berpikiran yang sama dengan aku yang dulu. Mereka mengira bahwa bulan dan bintang yang ada dilangit hanya sekadar "ada" bukan untuk apa.
Begitu pula dengan mu. Kamu mungkin berpikir bahwa aku ada didunia ini hanya sebatas "ada". Tapi apakah kamu tak berpikir disisi lain aku sebagai apa untukmu? Peranku apa darimu?
Maaf bila ku sangkut-pautkan masalah ini. Tapi aku hanya ingin tahu seberapa besar aku bagimu.
Kamu pernah mengatakan bahwa kita adalah "teman". Kita akan selalu menaungi hidup bersama. Susah, senang, duka, gembira kita lalui bersama.
Tapi kini? Maaf, untuk saat ini aku ingin melupakan semua perkataan mu dulu. Janji-janji yang tak bisa sepenuhnya kau tepati dapat membuatku merasa patah hati.
Apa yang kau lihat selama ini dariku? Apa peranku selama ini dalam hidupmu?
Selama ini, ternyata aku baru menyadari bahwa aku tidak pernah ada dihidupmu. Aku tidak pernah terlihat dalam pandanganmu. Aku bagaikan sebuah bayangan yang tak dapat tersentuh.
Kamu tak akan bisa menggapaiku.
Tidak, untuk saat ini, tak usah sesali apa-apa dulu. Anggap saja, memang aku tak pernah ada dihidupmu. Seberapa peranku pun tak penting, bukan?
Aku hanyalah aku. Yang semu bagimu. Semu dimatamu, dihatimu.
Untuk saat ini, aku tak ingin dahulu berbicara sepatah kata pun dengan mu.
Raungan hati ini tak akan pernah terdengar oleh telingamu. Aku hanya bisa berkhayal bahwa suatu saat ada orang yang menanyakan tentang aku kepadamu, kamu akan menjawab, "Dia milikku." Namun, itu sangat berbanding terbalik dengan kenyataannya saat ini.
sampai kapan pun, kata-kata itu tak akan terlontar dari mulut mu.
Senyummu saat ini telah menjadi milik orang lain. "Andai saja senyum itu saat ini menjadi milikku" batinku.
Tak adakah lagi ada ruang untukku dihatimu? Tak adakah lagi kenangan-kenangan kita yang bisa dikembalikkan? Tak ingatkah lagi engaku bahwa kita dulu pernah bersama-sama?
Ahh.. Aku lupa. Semua kenangan "tak penting" itu sudah kau buang jauh-jauh dari kehidupanmu, bukan?
Sekarang aku sendiri. Mungkin kau puas melihatnya.
Terimakasih pernah menjadi seseorang yang aku anggap "berharga" selama ini. Apa pun pendapatmu tentangku, itu tidak akan menjadi urusan ku lagi.


Selasa, 03 April 2012

Saw you by my eyes..

Aku hanya bisa menyaksikan mu dari kejauhan. Mungkin, hanya itu yang dapat aku lakukan. Bahkan saat ada didekatmu saja, akau sulit untuk mengungkapkan apa yang aku rasa. Antara rasa panik, malu, senang, girang, semua jadi satu.

Yang aku tahu, aku senang bisa berada didekatmu. Walau aku tak dapat mengungkapkan apa-apa saat aku ada disampingmu. Intinya, aku mau kamu terus ada didekatku. tapi itu juga tidak mungkin. Apalagi, aku mendengar bahwa kau sudah ada yang punya. kau tahu bagaimana perasaanku?? Tentunya tidak. Tidak, karena kamu pun tak akan mau mengenal sisi terdalam ku.

Jalankan untuk mngetahui tenyangku, untuk mengobrol sebatas saling sapa saja kau tak mau. Sakit. Cuma itu yang bisa ku katakan.Tapi, apa yang ku perbuat? Aku tak mungkin mendatangimu dengan sejuta cinta yang ku punya. Apalagi mengingat "dia" yang ada dihatimu. Selain menbuatku terlihat sangat bodoh dihadapanmu, itu juga sama saja membunh diriku sendiri secara perlahan.

Ada satu hal yang ingin ku katakan padamu jika aku dapat diberi kesempatan untuk berbicara denganmu dengan waktu yang cukup panjang, yaitu, : "Aku ingin menjadi tiang untukmu. Agar, dikala kamu sedang jatuh dan terpuruk, akulah yang akan menopangmu. Membuat dirimu kembali berdiri kokoh dan tak terpuruk lagi". Itu inginku. Saat itu, mungkin aku tak akan mengingat dulu bahwa hatimu sudah dimiliki dia. Meskipun sudah ada manusia yang "akan" menjadi penopang untukmu. 

Tapi, bagiku, itu sudah cukup. Ya, mungkin bagi sebagian orang itu adalah kata-kata dari seorang munafik! Tapi bagiku, ini bukanlah teriakan seorang yang munafik. Melainkan teriakan hati seorang yang sedang dilanda patah hati. orang yang sedang mencoba untuk bertahan dikala ia jatuh! Dikala ia sedang ingin menguatkan dirinya sendiri disaat tak ada seorang pun yang dapat membuatnya bangkit!

Dan satu lagi. Kamu perlu tahu, teriakan hati ini adalah teriakan dari orang yang mencoba masuk keduniamu. Tapi ia selalu sadar bahwa untuk masuk kedalam hati seseorang itu tidaklah mudah!

Aku cukup puas dapat melihatmu dari kejauhan. Asal kau tahu saja, dngan begitu, aku dapat tersenyum. Aku juga dapat menangis. Tapi aku tidak gila! Aku hanya ingin mengutarakan perasaan ku lewat sebuah tangisan!

Hanya itu.